Sebelum Investasi Reksa Dana…

disclaimer : Saya juga masih belajar. Kalau ada yang salah atau perlu diperbaiki, feel free to give some feedback or critics. First Thing…

Agustinus Nathaniel
6 min readNov 9, 2020

--

This story was originally published here.

disclaimer : Saya juga masih belajar. Kalau ada yang salah atau perlu diperbaiki, feel free to give some feedback or critics.

First Thing First

Photo by Michael Longmire on Unsplash

Dalam investasi, akan selalu ada potensi risiko dan keuntungan. Tulisan ini dibuat bukan untuk menyatakan bahwa Reksa Dana merupakan jenis investasi yang paling baik atau menguntungkan, melainkan sebagai salah satu pilihan bagi yang ingin memulai perjalanan investasi.

Investasi Mandiri

Photo by Christin Hume on Unsplash

Sebelum membahas apa itu Reksa Dana, saya lebih suka membahas apa yang biasa nya dilakukan jika melakukan investasi tanpa Reksa Dana. Saat melakukan investasi, seorang investor biasanya akan memilih produk investasi terlebih dahulu. Bisa berupa saham, mata uang asing (forex), emas, obligasi (surat hutang), peer-to-peer (P2P) lending, dan lain-lain. Entah yang dilakukan adalah trading (transaksi harian / tiap jam / tiap detik pada jam perdagangan) ataupun investasi (transaksi jangka panjang), pemilihan hingga analisa semua dilakukan sendiri (not literallysendiri, tetap ada pihak ketiga, namun pengambilan / kendali keputusan hampir sepenuhnya di tangan sendiri).

So…what’s the problem? Well, kalau salah satu goals nya adalah mencari keuntungan, tentu harus belajar terlebih dahulu. Tidak mungkin asal beli dan asal jual.

Apalagi kalau baru pertama kali mulai. Harus belajar terlebih dahulu mulai dari istilah dasar dalam dunia keuangan atau investasi, istilah perdagangan, mempelajari perusahaan atau mempelajari jenis produk keuangan, hingga metode analisa. Learning takes time and energy. Tidak semudah mengatakan “oke gua mau belajar, let’s start” lalu dalam waktu seminggu atau sebulan maka anda akan dijamin langsung mulai bisa. We need at least setengah hingga satu tahun untuk akhirnya mulai figure out which way we prefer to do. Kalau anda merupakan anak muda yang masih sekolah atau kuliah, punya uang jajan lebih, you know how to manage time, dan waktu luang yang banyak, semua proses belajar yang saya sebut sebelumnya tidak akan menjadi masalah selama niat juga ada.

However, jikalau anda merasa sangat sibuk, tidak mau pusing dengan belajar istilah-istilah ribet, atau memantau produk saham / keuangan, tidak berani ambil risiko…

This is Where Mutual Fund (Reksa Dana) Comes In…

Dengan investasi di Reksa Dana, sebenarnya anda masih melakukan hal yang sama dengan yang saya bahas di atas, bedanya adalah cara kita melakukannya. Sederhananya adalah saat kita melakukan investasi melalui Reksa Dana, yang kita lakukan adalah mempercayakan sejumlah uang kita kepada Fund Manager (manager keuangan atau investasi) melalui produk Reksa Dana yang mereka sediakan. Ada 3 jenis Reksa Dana pada dasarnya, yaitu Reksa Dana Pasar Uang (Money Market), Reksa Dana Obligasi (Surat Hutang), dan Reksa Dana Pasar Saham (Stock Market, Equity Fund). Kemudian ada pula yang disebut dengan Reksa Dana Campuran…sesuai namanya lah ya, isinya campur ada Pasar Uang, Obligasi, dan Pasar Saham. So, ada 4 jenis Reksa Dana yang umumnya beredar.

Then, comes a question like “Kenapa perlu dibeda-bedain lagi?”. Kalau anda kepikiran pertanyaan yang sejenis, artinya anda masih nyambung dengan tulisan ini. Yep, dibedain karena tiap jenis memiliki tingkat risiko dan potensi keuntungan-nya masing-masing. Let’s get back to where I explained about mempercayakan sejumlah uang kita tadi ke Fund Manager.

Muncul lagi pertanyaan “Why do I need a Fund Manager to manage my funds?”. Simply karena diluar sana, ada orang-orang yang ahli dan berprofesi di bidang keuangan. Mereka sudah punya formula-nya, punya data-data dari tahun-tahun sebelumnya, dan mereka punya insight information yang tidak dengan mudah diakses oleh orang awam. Mereka tahu harus menaruh uang dimana, kapan waktu nya, hingga analisa seperti apa yang harus dilakukan. And, most of it are watched by OJK (ralat saya jika memang 100% semuanya diawasi OJK). Sounds legit?

Photo by Fabian Blank on Unsplash

Setelah Saya Beli, What’s Gonna Happened?

Oke, kita akan mulai masuk ke pembahasan istilah-istilah dalam Reksa Dana. But, don’t be afraid or run anywhere yet. Tidak ribet kok hehe. Kalo anda sudah membaca sampai kalimat ini, anda sudah membaca hampir 700 kata…which means…anda baru habisin rata-rata dua setengah menit saja. Ok, stop with the intermezzo ✌️, let’s continue…

I Wanna Start, Where Should I Go?

Well, kita beruntung hidup di jaman dimana hampir smeuanya sudah ada aplikasinya. Mau memesan makanan, sudah ada aplikasinya. Mau belanja, sudah ada aplikasinya. Mau diantar-jemput ke suatu tempat, sudah ada aplikasinya. Mau investasi reksa dana pun, sudah ada aplikasinya juga. Ada banyak pilihan, tapi yang pernah saya pakai secara pribadi adalah Bareksa dan Bibit. Apakah hanya ada dua aplikasi itu saja? Tidak, ada aplikasi atau layanan lain juga. Apakah dua aplikasi tersebut yang terbaik? Bukan tempat saya untuk menilai. Anyways, banyak jalur untuk mulai investasi reksa dana, selain melalui aplikasi, dapat juga dilakukan melalui bank.

Lalu, mengapa saya menggunakan aplikasi? Ya karena saya malas pergi ke bank, that’s all. Masalah lebih baik menggunakan aplikasi atau melalui bank atau melalui jalur lainnya, itu tergantung preferensi masing-masing. Kalau pakai aplikasi, yang pasti KTP tetap diperlukan. Yang akan saya bahas sedikit disini adalah Bibit. Mengapa saya mau bahas Bibit? Karena di aplikasi Bibit ini ada yang sedikit berbeda dibandingkan aplikasi lainnya, yaitu adanya robo advisor. Hadeu, sudah pusing baca tentang reksa dana, tiba-tiba muncul istilah robo advisor segala. Tenang-tenang, bukan istilah dewa kok. Intinya, robo advisor ini perannya lebih ke membantu kita untuk mengatur porsi pengelolaan dana yang akan kita investasikan. Bagaimana caranya? Yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur profil risiko anda (risk profiling) sebagai calon investor.

Apa sih itu profil risiko? Setiap orang memiliki kekuatan dan kemampuan finansial masing-masing dan target return of investment masing-masing. Hal inilah yang mempengaruhi tingkat risiko setiap orang berbeda-beda. Profil risiko inilah yang akan digunakan untuk menjadi acuan atau patokan berapa porsi untuk masing-masing jenis reksa dana yang sebaiknya kita ambil. Kembali lagi ke pembahasan mengenai jenis-jenis reksa dana dimana setiap jenis reksa dana mempunyai tingkat risiko yang berbeda. Ketika risk profile sudah didapatkan, maka robo advisor akan menampilkan saran porsi untuk setiap jenis reksa dana. Apakah berarti dijamin untung? Kembali lagi namanya juga advisor, hanya bersifat saran. Bagi yang benar-benar baru mulai mencoba, baru mulai belajar, ingin antarmuka yang simpel dan tidak memusingkan, saya sarankan menggunakan Bibit.

Photo by Micheile Henderson on Unsplash

Closing

Nah, semoga dengan tulisan ini sudah tidak terlalu asing deh sama yang namanya investasi reksa dana. Even kalau anda tidak investasi reksa dana, it’s really okay too. Investing is not about who did it and who didn’t. It’s more about who really know what are they doing and who just put some money without some consent. Jangan pernah memaksakan diri melakukan investasi jika memang belum punya cukup dana untuk disisihkan. Dan investasi tidak hanya terbatas di reksa dana…bisa investasi bisnis, pasar saham, pasar uang, dan masih banyak lainnya. At least jika anda sudah sedikit paham tentang reksa dana, ketika suatu hari ingin melakukan tidak buta sama sekali.

Thank You for your time to read this.

Jika ada dari anda yang memiliki bidang keahlian di keuangan atau sejenisnya lalu merasa ada bagian di tulisan ini yang keliru, feel free to tell me. I’d love to learn more and improve this article if needed.

--

--